Teori- Teori Perkembangan dari Beberapa
ahli
Secara singkat kita
akan menggali lima perspektif teori, antara lain : teori psikoanalitik, Teori
Kognitif, Teori belajar social, Teori Etologis, dan Teori Ekologis. Keberagaman
teori menyebabkan pemahaman perkembangan masa hidup sebagai suatu usaha yang menantang.Perkembangan
masa hidup adalah suatu topic yang kompleks, banyak wajah, dan tidak ada teori
tunggal yang memperhitungkan semua aspeknya.
Berikut akan dijelaskan mengenai kelima perspektif teori antara lain :
1.
Teori
Psikoanalitik
Pada teori ini
perkembangan pada dasarnya tidak disadari dan sangat di warnai oleh
emosi.Menurut para teoritis bahwa perilaku semata-mata adalah suatu
karakteristik permukaan dan untuk benar-benar mengalami perkembangan, kita
harus menganalisis makna simbolis prilaku dan kerja pikiran yang paling
dalam.Selama itu pengalaman-pengalaman sebelumnya dengan orang tua secara
ekstensif dapat membentuk perkembangan seseorang. Karakteristik ini
digarisbawahi dalam teori psikoanalitik utama yaitu teori Sigmund Freud dan
teori erikson. Berikut penjelasannya :
a.
Teori Freud.
Menurut
Freud, kepribadian memiliki 3 struktur yaitu : id, ego, dan super ego. Id
adalah struktur kepribadian yang terdiri atas naluri yang merupakan gudang
psikis individu, Id tidak memiliki kontak dengan realitas. Jadi ketika
anak-anak mengalami tuntutan dan hambatan realitas, suatu struktur baru
kepribadian akan muncul sedangkan ego merupakan struktur kepribadian yang
berurusan dengan tuntutan realitas. Ego di sebut badan pelaksana kepribadian
karena ego membuat keputusan-keputusan rasional.Id dan ego tidak memiliki
moralitas, id dan ego tidak memperhitungkan apakah sesuatu itu benar atau
salah, berbeda dengan superego.Superego merupakan struktur kepribadian yang
merupakan badan moral kepribadian dan benar-benar memperhitungkan apakah
sesuatu itu benar atau salah.
Dalam
mengatasi konfik antara tututan realitas keinginan Id, dan hambatan superego
dapat diatasi melalui mekanisme pertahanan ( defence mechanisems) adalah
istilah psikoanalitik bagi metode ketidaksadaran, ego membelokkan atau
mendistorsi realitas, dengan demikian melindunginya dari kecemasan. Menurut
Freud tuntutan-tuntutan struktur kepribadian yang saling bertentangan akan
menimbulkan kecemasan, misalnya ketika ego menghambat atau memblok pengejaran
Id akan kenikmatan, kecemasan yang lebih dalam akan dirasakan, maka keadan tertekan
akan berkembang ketika ego merasa bahwa id sedang membahayakan individu.
Represi
( repression) adalah mekanisme pertahanan yang paling kuat dan paling meresap,
represi bekerja menolak dorongan-dorongan id yang tidak di inginkan di luar
kesadaran dan kembali kepikiran tidak sadar. Represi adalah landasan darimana
semua mekanisme pertahanan lain bekerja. Tujuan setiap mekanisme pertahanan
adalah menekan atau menolak keinginan-keinginan yang mengancam di luar
kesadaran.Menurut Freud pengalaman masa awal anak-anak sebagian besar di
antaranya diyakini sarat secara seksual, cukup mengancam dan menekan kita untuk
mengatasinya secara sadar.Untuk mengurangi kecemasan akibat konflik ini dapat
dilakukan melalui mekanisme pertahanan represi.
Tahap-tahap awal
perkembangan kepribadian menurut Freud :
a. Tahap
mulit (oral stage)
Berlangsung selama 18 bulan pertama
kehidupan dan kenikmatan bayi berpusat di sekitar mulut, seperti mengunyah,
mengisap, dan menggigit adalah sumber utama kenikmatan yang dapat mengurangi
tekanan atau ketegangan pada bayi.
b. Tahap
anal ( anal stage )
Berlangsung antara usia 1 dan 3
tahun dimana kenikmatan terbesar anak meliputi lubang anus, menurut Freud
latihan otot-otot lubang dubur dapat mengurangi tekanan atau ketegangan pada
tahan ini.
c. Tahap
phallic (phallic stage)
Berlangsung antara 3 dan 6 tahun.
Pada tahap ini kenikmatan berfokus pada alat kelamin, ketika anak menemukan
bahwa manipulasi diri ( self manipulation ) dapat memberi kenikmatan.
d. Tahap
laten/tersembunyi ( latency stage )
Berlangsung
antara kira-kira usia 6 tahun dan masa pubertas, anak merekam semua minat
terhadap seks dan mengembangkan keterampilan social dan intelektual.
e. Tahap
kemaluan ( genital stage )
Berawal dari masa pubertas dan
seterusnya. Tahap kemaluan ialah suatu masa kebangkitan seksual, sumber
kenikmatan seksual sekarang adalah seorang yang berada di luar keluarga.
b. Teori Erikson
Erik
erikson ( 1902- 1994 ), mengakui sumbangan Freud, tetapi yakin bahwa Freud
salah memulai beberapa dimensi penting perkembangan manusia. Erikson mengatakan
bahwa kita berkembang dalam tahap-tahap psikososial yang berbeda dengan
tahap-tahap psikoseksual Freud.Namun, Erikson juga menekankan perubahan
perkembangan sepanjang siklus kehidupan manusia.
Menurut
teori Erikson ada 2 tahap perkembangan yang masing-masing tahap terdiri dari
tugas perkembangan yang khas yang menghadapkan individu dengan suatu krisis
yang harus dihadapi. Tahap-tahap tersebut yaitu :
a. Kepercayaan
dan ketidakpercayaan.
Ialah tahap psikososial pertama
menurut Erikson yang di alami dalam tahun pertama kehidupan. Suatu rasa percaya
menurut perasaan nyaman secara fisik dan sejumlah kecil ketakutan serta
kekuatiran akan masa depan.
b. Otonomi
dengan rasa malu dan keragu-raguan.
Ialah berlangsung pada akhir masa
bayi dan masa baru mulai berjalan (1 sampai 3 tahun ).
c. Pkaraksa
dan rasa bersalah.
Ialah
berlangsung selama pra sekolah.Anak-anak diharapkan menerima tanggung jawab
atas tubuh mereka, perilaku mereka, mainan mereka, dan hewan peliharaan mereka.
d. Tekun
dan rasa rendah diri.
Periode perkembangannya masa
pertengahan dan akhir anak-anak ( tahun-tahun sekolah, 6 tahun pubertas).
Karekteristiknya tidak ada masa lain yang lebih antusias daripada akhir periode
masa awal anak-anak yang penuh imajinasi. Ketika anak-anak memasuki tahun-tahun
sekolah dasar, mereka mengarahkan energy mereka pada penguasaan pengetahuan dan
keterampilian intelektual.Yang berbahaya pada tahap ini adalah perasaan tidak berkompeten
dan tidak produktif.
e. Identitas
dan kebingunan identitas periode.
Perkembangannya pada masa remaja
(10-20 tahun ), karakteristik individu yang dihadapkan dengan temuan siap
mereka, bagaiman mereka kira-kira nantinya, dan kemana mereka menuju dalam
kehidupannya. Satu dimensi yang penting ialah penjajakan pilihan-pilihan
alternative terhadap peran.Penjajakan karir merupakan hal penting.
f. Keakraban
keintiman dan keterkucilan.
Periode perkembangannya masa awal
dewasa ( 20an, 30an tahun ). Karakteristik individu menghadapi tugas
perkembangan pembentukan relasi yang akrab dengan orang lain. Erikson
menggambarkan keakraban sebagai penemuan diri sendiri, tanpa kehilangan diri sendiri pada diri orang
lain.
g. Bangkit
dan mandeg.
Periode perkembangan pada masa
pertengan dewasa (40an, 50an tahun).Karakteristiknya persoalan utama ialah
membantu generasi mudah dalam mengembangkan dan mengarahkan kehidupan yang
berguna.
h. Integritas
dan kekecewaan.
Yang
di alami individu selama akhir masa dewasa, mengevaluasi apa yang telah kita
lakukan dengan kehidupan.
2.
Teori
Kognitif.
Dua teori kognitif yang penting
alah teori perkembangan kognitif piaget dan teori pemrosesan informasi.
1.
Teori piaget.
Psikologi
swiss terkenal, jean piaget (1896-1980) menekankan bahwa anak-anak menbangun
secara aktif dunia kognotif mereka sendiri, informasi tidak sekedar dituangkan
ke dalam pikiran mereka dari lingkungan.
Dalam pandangan piaget, dua proses yang mendasari perkembangan dunia individu ialah
pengorganisasian dan penyesuaian. Piaget (1954) yakin bahwa kita menyesuainkan
diri dalam dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi.Asimilasi terjadi ketika
individu menggabungkan informasi baru ke dalam pengetahuan mereka yang sudah
ada.Akomodasi terjadi ketika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru.
Piaget juga yakin bahwa
kita melampaui 4 tahap dalam memahami dunia.
a. Tahap
sensori motor, yang berlangsung dari kelahiran hingga usia 2 tahun. Pada tahap
ini bayi membangun suatu pengalaman- pengalaman sensoris, seperti melihat dan
mendengar dengan tindakan motoric fisik.
b. Tahap
pra operasional, yang berlangsung dari usia 2-7 tahun. Pada tahap ini anak-anak
mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar.
c. Tahap
operasionak kongkrit, yang berlangsung dari usia 7-11 tahun. Pada tahap ini,
anak-anak dapat melakukan operasi dan penalaran logis menggantikan pemikiran
instuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan ke dalam contoh-contoh yang
spesifik atau kongkret.
d. Tahap
operasional formal, dari usia 11-15 tahun. Individu melampaui dunia nyata dan
pengalaman-pengalaman kongret serta berfikir secara abstrak atau lebih logis.
Pendekata pemrosesan
informasi yaitu :
Berkaitan
dengan bagaimana individu memproses informasi tentang dunia mereka-bagaimana
informasi masuk ke dalam pikiran, bagaimna informasi disimpan dan diolah dan
bagaiman informasi diambil kembali untuk memecahkan masalah dan berpikir.
2.
Teori
Perilaku dan Belajar Sosial
Para behavioris, yakin bahwa kita seharusnya hanya
menguji apa yang dapat diamati dan diukur secara langsung.Pendekatan yang
paling menonjol adalah pandangan B. F. Skinner dan teori belajar
social.Behavorisme (behaviorism)
menekankan studi ilmiah tentang respons perilaku yang dapat diamati dan
determinan lingkungannya.Bagi skinner perkembangan adalah perilaku.Para
behavioris yakin bahwa perkembangan dipelajari dan sering berubah dipengaruhi
sesuai dengan pengalaman-pengalaman lingkungan.
a.
Teori belajar Sosial (Social learning Theory) ialah pandangan
para pakar psikologi yang menekankan perilaku, lingkungan, dan kognisi sebagai
factor kunci dalam perkembangan. Psikolog Amerika Albert Bandura (1997, 1986)
teori belajar social kognitif, bahwa bandura yakin kita belajar dengan
mengamati apa yang dilakukan oleh orang lain. Melalui belajar mengamati ( juga
disebut modeling atau imitasi), kita secara kognitif menampilkan perilaku orang
lain dan barang kali mengadopsi perilaku ini dalam diri kita sendiri.
Para teoritisi belajar social juga berbeda dari
pandangan behavioral Skinner dengan menekankan bahwa kita dapat mengatur dan
mengendalikan perilaku kita sendiri.Dalam hal ini, kognisi anda mengarahkan anda untuk mengendalikan perilaku anda
dan menolak pengaruh lingkungan.
Factor-faktor perilaku, kognitif dan pribadi lain,
serta pengaruh lingkungan bekerjas secara interaktif.Perilaku dapat
mempengaruhi kognisi dan sebaliknya. Kegiatan kognitif seseorang dapat
mempengaruhi lingkungan sebaliknya pengaruh lingkungan dapat mengubah pula
proses pemikiran seseorang. Sehingga behavioral Skinner dalam pendekatan
belajar social lebih menekankan pentingnya penelitin empiris ini berfokus dalam
mempelajari perkembangan anak-anak.Factor social dan kognitif yang mempengaruhi
perkembangan anak.
b. Teori Etolog.
Etolog yakin bahwa kebanyakan psikolog meremehkan
pentingnya kerangka waktu khusus ini pada awal perkembangan dan peran yang kuat
yang dimainkan evolusi dan landasan biologi dalam perkembangan (Charlesworth,
1992.Hinde )
Loarenz (1965) mempelajari perilaku pertama yang
daianggap diprogramkan pada hewan.Etologi lebih menekankan bahwa perilaku
sangat dipengaruhi oleh biologi, terkait dengan evolusi dan ditandai oleh
periode yang penting dan peka.
Tidak dengan behavioralis, para etolog yakin bahwa
laboratorium bukanlah setting yang
baik untuk mengamati perilaku, agaknya mereka mengaati perilaku secara teliti
dalam lingkungan alamiahnya.
c. Teori Ekologis
Urie
Bronfenbrenner (1917) mengajukan suatu pandangan lingkungan yang kuat tentang
perkembanagan yang meningkat. Teori ekologi (echological theory) ialah
pandangan sosiokultural bronfenbrenner tentang perkembangan, yang terdiri dari
lima sitem lingkungan mulai dari masukan interaksi langsung dengan agen-agen
social (social agents) yang berkembang baik hinggga masukan kebudayaan yang
berbasis luas. Kelima system dalam
Teori
ekologi Bronbenbrenner ialah, diantaranya ;
1. Mikrosistem,
dalam teori ekologi bronfenbrenner ialah setting dimana individu itu hidup.
Dalam mikrosistem ialah interaksi yang paling langsung dengan agen-agen social
berlangsung. Misalnya dengan orang tua, dengan teman sebaya.
2. Mesosistem,
dalam teori teori bronfenbrenner
meliputi hubungan antara beberapa mikrosistem atau hubungan antara
beberapa konteks. Missal ; hubungan anatara pengalaman keluarga dengan pengalaman sekolah.
3. Ekosistem
(exosystem) dalam teori Bronfenbrenner dilbatkan pengalaman-pengalaman dalam
setting social lain – dimana individu tidak memiliki peran yang aktif –
mempengaruhi apa yang individu alami dalam konteks yang dekat. Missal;
pengalaman orang bekerja dapat mempengaruhi hubungan seorang perempuan
dengansuami dan anaknya.
Langkah terakhir dalam metode ilmiah adalah dengan
merevisi teori (revising teory. Psikologi telah mengembangkan sejumlah teori
tentang Mengapa manusia mengalai menjadi depresi dan bagaimana mereka dapat
mengatasi depresi itu .
0 komentar:
Posting Komentar