Selasa, 17 Maret 2015

Teori - Teori Perkembangan diri Manusia dari Beberapa Ahli

        Teori- Teori Perkembangan dari Beberapa ahli

Secara singkat kita akan menggali lima perspektif teori, antara lain : teori psikoanalitik, Teori Kognitif, Teori belajar social, Teori Etologis, dan Teori Ekologis. Keberagaman teori menyebabkan pemahaman perkembangan masa hidup sebagai suatu usaha yang menantang.Perkembangan masa hidup adalah suatu topic yang kompleks, banyak wajah, dan tidak ada teori tunggal yang memperhitungkan semua aspeknya.  Berikut akan dijelaskan mengenai kelima perspektif teori antara lain :

1.      Teori Psikoanalitik
Pada teori ini perkembangan pada dasarnya tidak disadari dan sangat di warnai oleh emosi.Menurut para teoritis bahwa perilaku semata-mata adalah suatu karakteristik permukaan dan untuk benar-benar mengalami perkembangan, kita harus menganalisis makna simbolis prilaku dan kerja pikiran yang paling dalam.Selama itu pengalaman-pengalaman sebelumnya dengan orang tua secara ekstensif dapat membentuk perkembangan seseorang. Karakteristik ini digarisbawahi dalam teori psikoanalitik utama yaitu teori Sigmund Freud dan teori erikson. Berikut penjelasannya :
a.       Teori Freud.
Menurut Freud, kepribadian memiliki 3 struktur yaitu : id, ego, dan super ego. Id adalah struktur kepribadian yang terdiri atas naluri yang merupakan gudang psikis individu, Id tidak memiliki kontak dengan realitas. Jadi ketika anak-anak mengalami tuntutan dan hambatan realitas, suatu struktur baru kepribadian akan muncul sedangkan ego merupakan struktur kepribadian yang berurusan dengan tuntutan realitas. Ego di sebut badan pelaksana kepribadian karena ego membuat keputusan-keputusan rasional.Id dan ego tidak memiliki moralitas, id dan ego tidak memperhitungkan apakah sesuatu itu benar atau salah, berbeda dengan superego.Superego merupakan struktur kepribadian yang merupakan badan moral kepribadian dan benar-benar memperhitungkan apakah sesuatu itu benar atau salah.
Dalam mengatasi konfik antara tututan realitas keinginan Id, dan hambatan superego dapat diatasi melalui mekanisme pertahanan ( defence mechanisems) adalah istilah psikoanalitik bagi metode ketidaksadaran, ego membelokkan atau mendistorsi realitas, dengan demikian melindunginya dari kecemasan. Menurut Freud tuntutan-tuntutan struktur kepribadian yang saling bertentangan akan menimbulkan kecemasan, misalnya ketika ego menghambat atau memblok pengejaran Id akan kenikmatan, kecemasan yang lebih dalam akan dirasakan, maka keadan tertekan akan berkembang ketika ego merasa bahwa id sedang membahayakan individu.
Represi ( repression) adalah mekanisme pertahanan yang paling kuat dan paling meresap, represi bekerja menolak dorongan-dorongan id yang tidak di inginkan di luar kesadaran dan kembali kepikiran tidak sadar. Represi adalah landasan darimana semua mekanisme pertahanan lain bekerja. Tujuan setiap mekanisme pertahanan adalah menekan atau menolak keinginan-keinginan yang mengancam di luar kesadaran.Menurut Freud pengalaman masa awal anak-anak sebagian besar di antaranya diyakini sarat secara seksual, cukup mengancam dan menekan kita untuk mengatasinya secara sadar.Untuk mengurangi kecemasan akibat konflik ini dapat dilakukan melalui mekanisme pertahanan represi.
Tahap-tahap awal perkembangan kepribadian menurut Freud :
a.       Tahap mulit (oral stage)
Berlangsung selama 18 bulan pertama kehidupan dan kenikmatan bayi berpusat di sekitar mulut, seperti mengunyah, mengisap, dan menggigit adalah sumber utama kenikmatan yang dapat mengurangi tekanan atau ketegangan pada bayi.
b.      Tahap anal ( anal stage )
Berlangsung antara usia 1 dan 3 tahun dimana kenikmatan terbesar anak meliputi lubang anus, menurut Freud latihan otot-otot lubang dubur dapat mengurangi tekanan atau ketegangan pada tahan ini.
c.       Tahap phallic (phallic stage)
Berlangsung antara 3 dan 6 tahun. Pada tahap ini kenikmatan berfokus pada alat kelamin, ketika anak menemukan bahwa manipulasi diri ( self manipulation ) dapat memberi kenikmatan.
d.      Tahap laten/tersembunyi ( latency stage )
Berlangsung antara kira-kira usia 6 tahun dan masa pubertas, anak merekam semua minat terhadap seks dan mengembangkan keterampilan social dan intelektual.
e.       Tahap kemaluan   ( genital stage )
Berawal dari masa pubertas dan seterusnya. Tahap kemaluan ialah suatu masa kebangkitan seksual, sumber kenikmatan seksual sekarang adalah seorang yang berada di luar keluarga.

b.      Teori Erikson
Erik erikson ( 1902- 1994 ), mengakui sumbangan Freud, tetapi yakin bahwa Freud salah memulai beberapa dimensi penting perkembangan manusia. Erikson mengatakan bahwa kita berkembang dalam tahap-tahap psikososial yang berbeda dengan tahap-tahap psikoseksual Freud.Namun, Erikson juga menekankan perubahan perkembangan sepanjang siklus kehidupan manusia.
Menurut teori Erikson ada 2 tahap perkembangan yang masing-masing tahap terdiri dari tugas perkembangan yang khas yang menghadapkan individu dengan suatu krisis yang harus dihadapi. Tahap-tahap tersebut yaitu :
a.       Kepercayaan dan ketidakpercayaan.
Ialah tahap psikososial pertama menurut Erikson yang di alami dalam tahun pertama kehidupan. Suatu rasa percaya menurut perasaan nyaman secara fisik dan sejumlah kecil ketakutan serta kekuatiran akan masa depan.
b.      Otonomi dengan rasa malu dan keragu-raguan.
Ialah berlangsung pada akhir masa bayi dan masa baru mulai berjalan (1 sampai 3 tahun ).
c.       Pkaraksa dan rasa bersalah.
Ialah berlangsung selama pra sekolah.Anak-anak diharapkan menerima tanggung jawab atas tubuh mereka, perilaku mereka, mainan mereka, dan hewan peliharaan mereka.
d.      Tekun dan rasa rendah diri.
Periode perkembangannya masa pertengahan dan akhir anak-anak ( tahun-tahun sekolah, 6 tahun pubertas). Karekteristiknya tidak ada masa lain yang lebih antusias daripada akhir periode masa awal anak-anak yang penuh imajinasi. Ketika anak-anak memasuki tahun-tahun sekolah dasar, mereka mengarahkan energy mereka pada penguasaan pengetahuan dan keterampilian intelektual.Yang berbahaya pada tahap ini adalah perasaan tidak berkompeten dan tidak produktif.
e.       Identitas dan kebingunan identitas periode.
Perkembangannya pada masa remaja (10-20 tahun ), karakteristik individu yang dihadapkan dengan temuan siap mereka, bagaiman mereka kira-kira nantinya, dan kemana mereka menuju dalam kehidupannya. Satu dimensi yang penting ialah penjajakan pilihan-pilihan alternative terhadap peran.Penjajakan karir merupakan hal penting.
f.       Keakraban keintiman dan keterkucilan.
Periode perkembangannya masa awal dewasa ( 20an, 30an tahun ). Karakteristik individu menghadapi tugas perkembangan pembentukan relasi yang akrab dengan orang lain. Erikson menggambarkan keakraban sebagai penemuan diri sendiri,  tanpa kehilangan diri sendiri pada diri orang lain.
g.      Bangkit dan mandeg.
Periode perkembangan pada masa pertengan dewasa (40an, 50an tahun).Karakteristiknya persoalan utama ialah membantu generasi mudah dalam mengembangkan dan mengarahkan kehidupan yang berguna.
h.      Integritas dan kekecewaan.
Yang di alami individu selama akhir masa dewasa, mengevaluasi apa yang telah kita lakukan dengan kehidupan.

2.      Teori Kognitif.
Dua teori kognitif yang penting alah teori perkembangan kognitif piaget dan teori pemrosesan informasi.
1.      Teori piaget.
Psikologi swiss terkenal, jean piaget (1896-1980) menekankan bahwa anak-anak menbangun secara aktif dunia kognotif mereka sendiri, informasi tidak sekedar dituangkan ke dalam pikiran  mereka dari lingkungan. Dalam pandangan piaget, dua proses yang mendasari perkembangan dunia individu ialah pengorganisasian dan penyesuaian. Piaget (1954) yakin bahwa kita menyesuainkan diri dalam dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi.Asimilasi terjadi ketika individu menggabungkan informasi baru ke dalam pengetahuan mereka yang sudah ada.Akomodasi terjadi ketika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru.
Piaget juga yakin bahwa kita melampaui 4 tahap dalam memahami dunia.
a.       Tahap sensori motor, yang berlangsung dari kelahiran hingga usia 2 tahun. Pada tahap ini bayi membangun suatu pengalaman- pengalaman sensoris, seperti melihat dan mendengar dengan tindakan motoric fisik.
b.      Tahap pra operasional, yang berlangsung dari usia 2-7 tahun. Pada tahap ini anak-anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar.
c.       Tahap operasionak kongkrit, yang berlangsung dari usia 7-11 tahun. Pada tahap ini, anak-anak dapat melakukan operasi dan penalaran logis menggantikan pemikiran instuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan ke dalam contoh-contoh yang spesifik atau kongkret.
d.      Tahap operasional formal, dari usia 11-15 tahun. Individu melampaui dunia nyata dan pengalaman-pengalaman kongret serta berfikir secara abstrak atau lebih logis.
Pendekata pemrosesan informasi yaitu :
Berkaitan dengan bagaimana individu memproses informasi tentang dunia mereka-bagaimana informasi masuk ke dalam pikiran, bagaimna informasi disimpan dan diolah dan bagaiman informasi diambil kembali untuk memecahkan masalah dan berpikir.
2.      Teori Perilaku dan Belajar Sosial
Para behavioris, yakin bahwa kita seharusnya hanya menguji apa yang dapat diamati dan diukur secara langsung.Pendekatan yang paling menonjol adalah pandangan B. F. Skinner dan teori belajar social.Behavorisme (behaviorism) menekankan studi ilmiah tentang respons perilaku yang dapat diamati dan determinan lingkungannya.Bagi skinner perkembangan adalah perilaku.Para behavioris yakin bahwa perkembangan dipelajari dan sering berubah dipengaruhi sesuai dengan pengalaman-pengalaman lingkungan.
a.       Teori belajar Sosial (Social learning Theory) ialah pandangan para pakar psikologi yang menekankan perilaku, lingkungan, dan kognisi sebagai factor kunci dalam perkembangan. Psikolog Amerika Albert Bandura (1997, 1986) teori belajar social kognitif, bahwa bandura yakin kita belajar dengan mengamati apa yang dilakukan oleh orang lain. Melalui belajar mengamati ( juga disebut modeling atau imitasi), kita secara kognitif menampilkan perilaku orang lain dan barang kali mengadopsi perilaku ini dalam diri kita sendiri.
Para teoritisi belajar social juga berbeda dari pandangan behavioral Skinner dengan menekankan bahwa kita dapat mengatur dan mengendalikan perilaku kita sendiri.Dalam hal ini, kognisi anda mengarahkan anda untuk mengendalikan perilaku anda dan menolak pengaruh lingkungan.
Factor-faktor perilaku, kognitif dan pribadi lain, serta pengaruh lingkungan bekerjas secara interaktif.Perilaku dapat mempengaruhi kognisi dan sebaliknya. Kegiatan kognitif seseorang dapat mempengaruhi lingkungan sebaliknya pengaruh lingkungan dapat mengubah pula proses pemikiran seseorang. Sehingga behavioral Skinner dalam pendekatan belajar social lebih menekankan pentingnya penelitin empiris ini berfokus dalam mempelajari perkembangan anak-anak.Factor social dan kognitif yang mempengaruhi perkembangan anak.
b.      Teori Etolog.
Etolog yakin bahwa kebanyakan psikolog meremehkan pentingnya kerangka waktu khusus ini pada awal perkembangan dan peran yang kuat yang dimainkan evolusi dan landasan biologi dalam perkembangan (Charlesworth, 1992.Hinde )
Loarenz (1965) mempelajari perilaku pertama yang daianggap diprogramkan pada hewan.Etologi lebih menekankan bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi, terkait dengan evolusi dan ditandai oleh periode yang penting dan peka.
Tidak dengan behavioralis, para etolog yakin bahwa laboratorium bukanlah setting yang baik untuk mengamati perilaku, agaknya mereka mengaati perilaku secara teliti dalam lingkungan alamiahnya.
c.       Teori Ekologis
Urie Bronfenbrenner (1917) mengajukan suatu pandangan lingkungan yang kuat tentang perkembanagan yang meningkat. Teori ekologi (echological theory) ialah pandangan sosiokultural bronfenbrenner tentang perkembangan, yang terdiri dari lima sitem lingkungan mulai dari masukan interaksi langsung dengan agen-agen social (social agents) yang berkembang baik hinggga masukan kebudayaan yang berbasis luas. Kelima system dalam
            Teori ekologi Bronbenbrenner ialah, diantaranya ;
1.      Mikrosistem, dalam teori ekologi bronfenbrenner ialah setting dimana individu itu hidup. Dalam mikrosistem ialah interaksi yang paling langsung dengan agen-agen social berlangsung. Misalnya dengan orang tua, dengan teman sebaya.
2.      Mesosistem, dalam teori teori bronfenbrenner  meliputi hubungan antara beberapa mikrosistem atau hubungan antara beberapa konteks. Missal ; hubungan anatara pengalaman keluarga dengan  pengalaman sekolah.
3.      Ekosistem (exosystem) dalam teori Bronfenbrenner dilbatkan pengalaman-pengalaman dalam setting social lain – dimana individu tidak memiliki peran yang aktif – mempengaruhi apa yang individu alami dalam konteks yang dekat. Missal; pengalaman orang bekerja dapat mempengaruhi hubungan seorang perempuan dengansuami dan anaknya.
Langkah terakhir dalam metode ilmiah adalah dengan merevisi teori (revising teory. Psikologi telah mengembangkan sejumlah teori tentang Mengapa manusia mengalai menjadi depresi dan bagaimana mereka dapat mengatasi depresi itu .